Breaking News

PT Ini Kembangkan Tujuh Suku Papua di Sekitar Freeport Menjadi Ahli Tambang

PAPUA HEBAT -- Kebutuhan sumber daya manusia di sektor pertambangan yang mendasari berdirinya Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) pada 15 tahun lalu di Provinsi Papua. Institut ini menempati lahan seluas 6 hektar di kawasan Light Industrial Park (LIP) PT Freeport Indonesia.

Mayoritas peserta didik kampus ini berasal dari tujuh suku yang yang merupakan fokus utama program pendidikan di IPN.

"Kami memfokuskan pada pengembangan 7 suku yang ada di sekitar wilayah tambang Freeport Indonesia. Dari ketujuh suku, ada dua suku yang mendapat keistimewaan untuk masuk IPN yaitu Amungme dan Kamoro. Anak-anak muda dari kedua suku ini berhak mendaftarkan diri dengan hanya berbekal ijazah Sekolah Dasar. Sisanya 5 suku lain yang merupakan suku kekerabatan yakni suku Dani, Damal, Moni, Me/Ekari, dan Nduga," kata  Senior Manajer Institut Pertambangan Nemangkawi Soleman Faluk dalam keterangannya, Kamis (29/3/2018).

Dia mengatakan, selain peserta didik dari ketujuh suku tersebut, IPN juga memberikan kesempatan pada masyarakat Papua lainnya dan masyarakat non Papua yang lahir dan besar di tanah Papua, serta memiliki kontribusi terhadap Papua. Pada saat ini terdapat 104 siswa asal Papua yang sedang mengembangkan kemampuannya di IPN.

Untuk menghasilkan tenaga terampil di sektor pertambangan, IPN harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan di lapangan serta kondisi peserta didik yang mengikuti program pelatihan.

Dia menambahkan, kehadiran IPN sebagai salah satu perwujudan komitmen PT Freeport Indonesia untuk ikut mengembangkan kapasitas masyarakat Papua, lebih khusus lagi masyarakat asli yang tinggal di area operasi PT Freeport Indonesia.

Dia mengatakan, kebutuhan sumber daya manusia di sektor pertambangan masih selalu terbuka sesuai dengan kebutuhan operasional perusahaan, termasuk untuk Freeport Indonesia. (sumber)